Dengan total populasi sekitar 255
juta penduduk, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat nomor empat di
dunia. Komposisi etnis di Indonesia sangat bervariasi karena negeri ini
memiliki ratusan ragam suku dan budaya. Meskipun demikian, lebih dari separuh
jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh dua suku terbesar.
Dua suku terbesar ini adalah Jawa
(41%) dan suku Sunda (15%). Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau
dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencakup sekitar 60% dari total
populasi Indonesia. Propinsi paling padat adalah Jawa Barat (lebih dari 43 juta
penduduk), sementara populasi paling lengang adalah propinsi Papua Barat di
wilayah Indonesia Timur (dengan populasi hanya sekitar 761,000 jiwa).
Tingkat pertumbuhan populasi
Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49%/tahun. Pertumbuhan
tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46%), sementara pertumbuhan populasi
terendah terjadi di propinsi Jawa Tengah (0.37%).
Laju Pertumbuhan Penduduk menurut
Provinsi
|
|||||||
Provinsi
|
Laju Pertumbuhan Penduduk
per Tahun
|
||||||
1971-1980
|
1980-1990
|
1990-2000
|
2000-2010
|
2010-2015 2
|
|||
Aceh
|
2.93
|
2.72
|
1.46
|
2.36 1
|
2.03
|
||
Sumatera
Utara
|
2.60
|
2.06
|
1.32
|
1.10
|
1.36
|
||
Sumatera
Barat
|
2.21
|
1.62
|
0.63
|
1.34
|
1.33
|
||
Riau
|
3.11
|
4.30
|
4.35
|
3.58
|
2.62
|
||
Jambi
|
4.07
|
3.40
|
1.84
|
2.56
|
1.83
|
||
Sumatera
Selatan
|
3.32
|
3.15
|
2.39
|
1.85
|
1.48
|
||
Bengkulu
|
4.39
|
4.38
|
2.97
|
1.67
|
1.71
|
||
Lampung
|
5.77
|
2.67
|
1.17
|
1.24
|
1.24
|
||
Kepulauan
Bangka Belitung
|
-
|
-
|
0.97
|
3.14
|
2.22
|
||
Kepulauan
Riau
|
-
|
-
|
-
|
4.95
|
3.11
|
||
DKI
Jakarta
|
3.93
|
2.42
|
0.17
|
1.41
|
1.09
|
||
Jawa
Barat
|
2.66
|
2.57
|
2.03
|
1.90
|
1.56
|
||
Jawa
Tengah
|
1.64
|
1.18
|
0.94
|
0.37
|
0.81
|
||
DI
Yogyakarta
|
1.10
|
0.57
|
0.72
|
1.04
|
1.19
|
||
Jawa
Timur
|
1.49
|
1.08
|
0.70
|
0.76
|
0.67
|
||
Banten
|
-
|
-
|
3.21
|
2.78
|
2.27
|
||
Bali
|
1.69
|
1.18
|
1.31
|
2.15
|
1.23
|
||
Nusa
Tenggara Barat
|
2.36
|
2.15
|
1.82
|
1.17
|
1.38
|
||
Nusa
Tenggara Timur
|
1.95
|
1.79
|
1.64
|
2.07
|
1.70
|
||
Kalimantan
Barat
|
2.31
|
2.65
|
2.29
|
0.91
|
1.66
|
||
Kalimantan
Tengah
|
3.43
|
3.88
|
2.99
|
1.79
|
2.36
|
||
Kalimantan
Selatan
|
2.16
|
2.32
|
1.45
|
1.99
|
1.84
|
||
Kalimantan
Timur
|
5.73
|
4.42
|
2.81
|
3.81
|
2.64
4
|
||
Sulawesi
Utara
|
2.31
|
1.60
|
1.33
|
1.28
|
1.15
|
||
Sulawesi
Tengah
|
3.86
|
2.87
|
2.57
|
1.95
|
1.69
|
||
Sulawesi
Selatan
|
1.74
|
1.42
|
1.49
|
1.17
|
1.12
|
||
Sulawesi
Tenggara
|
3.09
|
3.66
|
3.15
|
2.08
|
2.18
|
||
Gorontalo
|
-
|
-
|
1.59
|
2.26
|
1.64
|
||
Sulawesi
Barat
|
-
|
-
|
-
|
2.68
|
1.94
|
||
Maluku
|
2.88
|
2.79
|
0.08
|
2.80
|
1.81
|
||
Maluku
Utara
|
-
|
-
|
0.48
|
2.47
|
2.18
|
||
Papua
Barat
|
-
|
-
|
-
|
3.71
|
2.63
|
||
Papua
|
2.67
|
3.46
|
3.22
|
5.39
|
1.97
|
||
INDONESIA
|
2.31
|
1.98
|
1.49
|
1.49
|
1.38
|
||
Catatan:
|
|||||||
- Tidak Termasuk Timor Timur
|
|||||||
- Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
per tahun 2000–2010 untuk Aceh dihitung dengan menggunakan data Sensus
Penduduk Aceh Nias (SPAN) 2005 dan SP2010
|
|||||||
- Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia
2010-2035 (Pertengahan tahun/Juni)
|
|||||||
- Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
per tahun 2010–2014 untuk Kalimantan Timur merupakan gabungan antara
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
|
|||||||
Sumber :
|
|||||||
- Sensus Penduduk
1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
|
|||||||
-
Data Dikutip dari
Publikasi Statistik Indonesia
|
|||||||
Populasi yang terus bertambah adalah
salah satu ancaman bagi Indonesia. Populasi yang terus bertambah akan
menyebabkan negara mengalami kelakaan pada sumber daya ekonomi dan inflasi.
Faktor –faktor utama penyebab pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi yaitu:
Karena kemajuan di bidang kedokteran, tingkat
kelahiran rata-rata sudah naik. Karena berbagai perawatan kesuburan tersedia
saat ini, ada solusi yang efektif untuk masalah infertilitas, yang meningkatkan
kemungkinan pembuahan. Pernikahan dini juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan penduduk yang meningkatkan kemungkinan memiliki lebih banyak anak.
Mengurangi tingkat kematian merupakan salah satu
penyebab utama kelebihan penduduk. Karena kemajuan medis, banyak penyakit yang
dapat disembuhkan. Karena kemajuan di bidang kedokteran baik preventif dan
kuratif, penyakit telah diberantas atau mendapatkan pengobatan yang lebih
efektif. Perkembangan dalam kedokteran telah menyebabkan kematian berkurang dan
peningkatan harapan hidup pada manusia. Angka kematian bayi sangat rendah dan
kasus kematian saat melahirkan sering berkurang. Perawatan pralahir yang baik
telah meningkatkan kemungkinan bertahan hidup bagi ibu dan bayi.
Buta aksara merupakan faktor penting sebagai penyebab
terhadap pertumbuhan populasi yang tinggi. Mereka yang kurang pendidikan gagal
untuk memahami kebutuhan dalam mengekang pertumbuhan penduduk. Metode
pengendalian kelahiran dan keluarga berencana tidak mencapai dalam bagian buta
huruf masyarakat. Pada strata terdidik dapat membuat keputusan yang lebih
bertanggung jawab tentang pernikahan dan melahirkan. Dengan demikian pendidikan
merupakan alat yang efektif untuk mengekang pertumbuhan populasi yang tinggi.
d) Pengaruh budaya
Konsep pengendalian kelahiran tidak diterima secara
luas. Menerapkan langkah-langkah pengendalian kelahiran dianggap tabu dalam
budaya tertentu. Beberapa kebudayaan memupuk kepercayaan di mana menikah pada
usia tertentu atau memiliki sejumlah anak dan dianggap ideal. Dalam beberapa
budaya, anak laki-laki lebih disukai. Hal ini secara tidak langsung memaksa
pasangan untuk menghasilkan anak dengan jenis kelamin yang disukai. Selain itu,
ada tekanan dari keluarga dan masyarakat untuk memiliki anak.
e) Perpindahan Penduduk
(Migrasi)
Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah
jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat
mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi). Tak hanya di
Indonesa, migrasi merupakan masalah di beberapa belahan dunia. Jika penduduk
dari berbagai negara bermigrasi ke bagian tertentu dan menetap di daerah itu,
maka daerah tersebut menghadapi efek negatif dari kelebihan populasi. Hal ini
dapat menyebabkan distribusi sumber daya yang tidak merata dari sumber daya
alam yang merupakan konsekuensi langsung dari peningkatan populasi.
Oleh karena itu, pemerintah
mengeluarkan Program Keluarga Berencana (KB) yang dikoordinasi oleh institusi
pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan Presiden Suharto dan
sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden-presiden penerusnya. Program ini
adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan
populasi yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB perkapita yang lebih
tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta
menurunkan tingkat kemiskinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar