Jumat, 07 April 2017

Pertumbuhan Penduduk Indonesia



Dengan total populasi sekitar 255 juta penduduk, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Komposisi etnis di Indonesia sangat bervariasi karena negeri ini memiliki ratusan ragam suku dan budaya. Meskipun demikian, lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh dua suku terbesar.
Dua suku terbesar ini adalah Jawa (41%) dan suku Sunda (15%). Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencakup sekitar 60% dari total populasi Indonesia. Propinsi paling padat adalah Jawa Barat (lebih dari 43 juta penduduk), sementara populasi paling lengang adalah propinsi Papua Barat di wilayah Indonesia Timur (dengan populasi hanya sekitar 761,000 jiwa).
Tingkat pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49%/tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46%), sementara pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa Tengah (0.37%).

Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi









Provinsi
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun

1971-1980
1980-1990
1990-2000
2000-2010
2010-2015 2

Aceh
2.93
2.72
1.46
   2.36 1
2.03

Sumatera Utara
2.60
2.06
1.32
1.10
1.36

Sumatera Barat
2.21
1.62
0.63
1.34
1.33

Riau
3.11
4.30
4.35
3.58
2.62

Jambi
4.07
3.40
1.84
2.56
1.83

Sumatera Selatan
3.32
3.15
2.39
1.85
1.48

Bengkulu
4.39
4.38
2.97
1.67
1.71

Lampung
5.77
2.67
1.17
1.24
1.24

Kepulauan Bangka Belitung
-
-
0.97
3.14
2.22

Kepulauan Riau
-
-
-
4.95
3.11

DKI Jakarta
3.93
2.42
0.17
1.41
1.09

Jawa Barat
2.66
2.57
2.03
1.90
1.56

Jawa Tengah
1.64
1.18
0.94
0.37
0.81

DI Yogyakarta
1.10
0.57
0.72
1.04
1.19

Jawa Timur
1.49
1.08
0.70
0.76
0.67

Banten
-
-
3.21
2.78
2.27

Bali
1.69
1.18
1.31
2.15
1.23

Nusa Tenggara Barat
2.36
2.15
1.82
1.17
1.38

Nusa Tenggara Timur
1.95
1.79
1.64
2.07
1.70

Kalimantan Barat
2.31
2.65
2.29
0.91
1.66

Kalimantan Tengah
3.43
3.88
2.99
1.79
2.36

Kalimantan Selatan
2.16
2.32
1.45
1.99
1.84

Kalimantan Timur
5.73
4.42
2.81
3.81
2.64 4

Sulawesi Utara
2.31
1.60
1.33
1.28
1.15

Sulawesi Tengah
3.86
2.87
2.57
1.95
1.69

Sulawesi Selatan
1.74
1.42
1.49
1.17
1.12

Sulawesi Tenggara
3.09
3.66
3.15
2.08
2.18

Gorontalo
-
-
1.59
2.26
1.64

Sulawesi Barat
-
-
-
2.68
1.94

Maluku
2.88
2.79
0.08
2.80
1.81

Maluku Utara
-
-
0.48
2.47
2.18

Papua Barat
-
-
-
3.71
2.63

Papua
2.67
3.46
3.22
5.39
1.97

INDONESIA
2.31
1.98
1.49
1.49
1.38


Catatan:





-        Tidak Termasuk Timor Timur

-       Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2000–2010 untuk Aceh dihitung dengan  menggunakan data Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) 2005 dan SP2010

-        Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Pertengahan tahun/Juni)

-     Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2010–2014 untuk Kalimantan Timur merupakan gabungan antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Sumber :







-        Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

-          Data Dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia











Populasi yang terus bertambah adalah salah satu ancaman bagi Indonesia. Populasi yang terus bertambah akan menyebabkan negara mengalami kelakaan pada sumber daya ekonomi dan inflasi. Faktor –faktor utama penyebab pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi yaitu:

a) Peningkatan Angka Kelahiran (Natalitas)

Karena kemajuan di bidang kedokteran, tingkat kelahiran rata-rata sudah naik. Karena berbagai perawatan kesuburan tersedia saat ini, ada solusi yang efektif untuk masalah infertilitas, yang meningkatkan kemungkinan pembuahan.  Pernikahan dini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk yang meningkatkan kemungkinan memiliki lebih banyak anak.

b) Penurunan Angka Kematian (Mortalitas)
Mengurangi tingkat kematian merupakan salah satu penyebab utama kelebihan penduduk. Karena kemajuan medis, banyak penyakit yang dapat disembuhkan. Karena kemajuan di bidang kedokteran baik preventif dan kuratif, penyakit telah diberantas atau mendapatkan pengobatan yang lebih efektif. Perkembangan dalam kedokteran telah menyebabkan kematian berkurang dan peningkatan harapan hidup pada manusia. Angka kematian bayi sangat rendah dan kasus kematian saat melahirkan sering berkurang. Perawatan pralahir yang baik telah meningkatkan kemungkinan bertahan hidup bagi ibu dan bayi.

c) Kurangnya pendidikan
Buta aksara merupakan faktor penting sebagai penyebab terhadap pertumbuhan populasi yang tinggi. Mereka yang kurang pendidikan gagal untuk memahami kebutuhan dalam mengekang pertumbuhan penduduk. Metode pengendalian kelahiran dan keluarga berencana tidak mencapai dalam bagian buta huruf masyarakat. Pada strata terdidik dapat membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab tentang pernikahan dan melahirkan. Dengan demikian pendidikan merupakan alat yang efektif untuk mengekang pertumbuhan populasi yang tinggi.

d) Pengaruh budaya
Konsep pengendalian kelahiran tidak diterima secara luas. Menerapkan langkah-langkah pengendalian kelahiran dianggap tabu dalam budaya tertentu. Beberapa kebudayaan memupuk kepercayaan di mana menikah pada usia tertentu atau memiliki sejumlah anak dan dianggap ideal. Dalam beberapa budaya, anak laki-laki lebih disukai. Hal ini secara tidak langsung memaksa pasangan untuk menghasilkan anak dengan jenis kelamin yang disukai. Selain itu, ada tekanan dari keluarga dan masyarakat untuk memiliki anak.

      e) Perpindahan Penduduk (Migrasi)

Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi). Tak hanya di Indonesa, migrasi merupakan masalah di beberapa belahan dunia. Jika penduduk dari berbagai negara bermigrasi ke bagian tertentu dan menetap di daerah itu, maka daerah tersebut menghadapi efek negatif dari kelebihan populasi. Hal ini dapat menyebabkan distribusi sumber daya yang tidak merata dari sumber daya alam yang merupakan konsekuensi langsung dari peningkatan populasi.



Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Program Keluarga Berencana (KB) yang dikoordinasi oleh institusi pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan Presiden Suharto dan sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden-presiden penerusnya. Program ini adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan populasi yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB perkapita yang lebih tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta menurunkan tingkat kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar