BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
teknologi memang memiliki manfaat dan dampak positif secara luas. Dalam dunia
arsitektur, teknologi semakin lama semakin memegang peranan penting dan semakin
memudahkan. Diawal perkembangan teknologi hanya berperan sebagai alat bantu
menghitung biaya, kebutuhan konstruksi dan semacamnya. Pada saat ini, perkembangan teknologi digital
telah berkembang secara pesat di berbagai bidang.
Tidak bisa dipungkiri lagi, profesi
arsitek telah terpengaruh dan mengalami perkembangan secara progresif dalam
mempergunakan teknologi digital untuk membantu proses desain arsitektur hingga
ke tahap pembangunan. Lebih jauh lagi, penggunaan teknologi digital telah
memungkinkan arsitek untuk melakukan inovasi desain arsitektur yang kompleks
ditinjau dari segi bentuk, struktur, fungsi, material dan lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
1) Apa peran teknologi
pada bidang Arsitektur?
2) Apa saja Software
untuk menunjang kebutuhan dibidang Arsitektur?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini agar
mahasiswa memahami pengaruh teknologi dalam bidang arsitektur.
BAB II
PEMBAHASAN
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan
desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
Menurut Vitruvius di
dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan sumber tertulis paling tua yang
masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki
Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan/Fungsi
(Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan koordinasi antara
ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya.
Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika,
dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di
dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata.
Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau
tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melaui standar produksi di
negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian
arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan
yang memiliki makna budaya/politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh
masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah,
tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.
Peran Teknologi Digital Dalam Arsitektur
Arsitek
sebagai desainer lingkungan binaan tentunya merupakan profesi yang harus
mempertimbangkan desain arsitektur dari aspek-aspek kompleks seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Penggunaan teknologi digital secara umum di Indonesia
saat ini masi populer sebatas visualisasi model 3d virtual/digital. Dengan
keterbatasan yang ada, potensi penggunaan teknologi digital dalam bidang
arsitektur masih belum sepenuhnya teraplikasikan.
Menurut Szalapaj (2005) beberapa peran dari penggunan
teknologi digital dalam bidang arsitektur adalah sebagai berikut :
- Sebagai alat bantu merepresentasikan desain arsitektur
- Sebagai alat bantu simulasi
- Sebagai alat bantu evaluasi
- Sebagai jembatan antara proses perancangan ke tahap konstruksi
- Sebagai penerjemah informasi digital ke dalam proses manufacturing/pembangunan
Mengacu
dari perannya di atas, maka analisa, eksplorasi, simulasi dan aplikasi desain arsitektur
dapat dilakukan oleh desainer pada tahapan proses desain arsitektur, dari mulai
desain konseptual hingga proses konstruksi. Di mana gubahan desain arsitektur
tersebut termanifestasikan dalam gubahan geometri berupa 3 dimensi model
digital pada ruang virtual.
Terkait
teknologi, komputer dalam dunia desain dan arsitektur telah dimulai sejak
komputer ditemukan. Bentuk keterlibatan itu tentu tidak sama dengan yang kita
pikirkan saat ini. komputer generasi terkini menghasilkan gambar-gambar yang
sangat realistis, itu seolah-olah menjadi bukti dominan keterlibatan komputer
dalam desain interior dan arsitektur. Sedangkan komputer generasi terdahulunya,
pertama kali komputer terlibat dalam desain arsitektur dalam bentuk bantuan
menghitung konstruksi, biaya dan semacamnya.
Proses
desain dan arsitektur memanfaatkan komputer sejalan dengan perkembangan
kemampuan komputer. Saat komputer generasi baru mampu melakukan perhitungan
berat seperti yang diperlukan pada proses render arsitektur 3D, maka dunia
desain interior dan arsitektur menanggapi dengan optimis dan ketertarikan yang
tinggi. Dari hal tersebut gambar-gambar presentasi desain interior dan
arsitektur nyaris tidak dapat dibedakan dengan kondisi nyata.
Jika
kita memakai proses desain yang paling sederhana, yang telah dipakai oleh para
arsitek sejak ratusan tahun yang lalu, maka terlihat bahwa komputer dapat berperan
di tahap mana saja. Proses tersebut meliputi : analisis masalah, sintesis
pemecahan masalah, evaluasi dan mengkomunikasikan tahapan-tahapan tersebut.
Seberapa jauh peran tersebut akan tergantung dari ke dua pihak, yaitu
kreativitas arsitek dan kemajuan teknologi komputer (digital) (Satwiko, 2010;
11).
Dikaitkan
dengan kedudukan seni dalam era globalisasi, pada buku persoalan-persoalan
dasar estetika karangan Marcia Muelder Eaton diuraikan, Weitz percaya bahwa
sifat kreatif seni tidak butuh untuk didefinisikan: ”yang paling jauh dari
petualangan seni adalah perubahannya yang terus berlangsung dan kreasi barunya
menjadikannya tidak mungkin secara logis menjamin suatu perangkat ciri yang
dapat didefinisikan” (Muelder, 2010:10).
Untuk
itu kreatif seni bisa juga dikaitkan dengan kreativitas desain dan arsitektur
yang butuh sebuah perubahan dengan seiring teknologi dan informasi yang
berkembang. Implementasi perkembangan teknologi informasi memberi dampak pada
perancangan arsitektur melalui beragam aspek seperti:
a. Penyebaran informasi langsung (real
time) melalui internet; hanya dengan beberapa ‘klik’ pada mouse seseorang dapat
berselancar di internet, menemukan dan melihat gaya-gaya arsitektur terbaru
dari seluruh bagian dunia. Ini menyebabkan perancangan arsitektur menjadi
mendunia (global).
b.
Menawarkan
kemampuan baru dalam mengembangkan bentuk-bentuk geometri yang rumit;
komputer-komputer baru yang sangat kuat menjadikan bentuk-bentuk bangunan yang
secara geometris sulit menjadi lebih mudah dibuat.
c.
Menawarkan
kemampuan baru dalam menghitung aspek-aspek kuantitatif perancangan (environmental,
konstruksi, dll)
d.
Kebutuhan
dunia akan arsitektur yang ramah lingkungan telah mendorong para arsitek
merancang bangunan-bangunan yang lebih ramah lingkungan, hemat energy, dll.
Komputer
menjadikan tugas yang rumit bila dikerjakan secara manual menjadi jauh lebih
mudah, presisi, akurat, cepat dan menyenangkan (2010; 48). Satwiko dalam buku
arsitektur digital menyebutkan, bila dibuat garis besar, pemanfaatan teknologi
informasi pada kerja arsitek dapat ditemui pada aktivitas berikut (bukan
merupakan urutan baku);
- Komunikasi (surat menyurat, konsultasi, baik tertulis maupun tergambar dengan sarana manual maupun electronic mail),
- Pencarian Data (iklim, topografi, jaringan transportasi, jaringan utilitas, sebaran penduduk, peraturan daerah, produk bahan, hasil penelitian, dll.),
- Pembuatan Sketsa Awal (gagasan awal untuk diskusi dengan klien maupun tim perencana baik secara 2D, 3D, animasi maupun virtual reality),
- Perhitungan-perhitungan (konstruksi, biaya, fisika bangunan, utilitas, energy, pencemaran)
- Pengembangan Desain (menuju ke karya desain yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun virtual reality yang dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing)
- Pengenalan Pemanfaatan Teknologi Baru dalam Bangunan (solar energy, intelligent/smart buildings),
- Presentasi (penyajian produk desain akhir),
- Pembuatan gambar kerja, dan
- Pengarsipan Karya Desain (menyimpan karya desain secara sistematis dan aman untuk dipergunakan di lain waktu).
Software-Software Pendukung
Dalam
bidang arsitektur, penggunaan software sangat berpengaruh untuk membuat sketsa
agar semakin nyata. Software yang digunakan dalam bidang arsitektur antara
lain:
1. AutoCAD
Perangkat lunak computer CAD untuk
menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk.
2. 3d Studio Max
Sering digunakan sebagai software
animasi, baik animasi arsitektur maupun grafis seperti animasi film.
3. Revit Arsitektur
Software ini merupakan software
gabungan dari AutoCAD dan 3dMax, karena produk ini bias membuat tampilan 2D dan
3D secara bersamaan.
4. ArchiCad
Software ini memiliki kesamaan sistem
dengan revit, namun untuk masalah rendering sistem masih jauh berbeda dengan
revit. Lebih banyak digunakan dibeberapa konsultan di Indonesia karena dari
segi dimensional telah sesuai dengan standar dimensi di Indonesia.
5. Google SketchUp
Google SketchUp memiliki fasilitas
gudang gambar 3d yang menyediakan beberapa library desian 3D yang berasal dari
pengguna Google SketchUp lain di seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
Pemanfaatan
teknologi informasi di dalam bidang arsitektur dirasa sangat dibutuhkan karena
dengan dukungan teknologi dapat mempermudah serta meningkatkan kinerja
arsitektur. Seperti dalam pembuatan sketsa awal, dahulu para desainer dan arsitek dalam
membuat konsep menggunakan sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan,
pencil warna, spidol, cat air, cat minyak, sedangkan dengan memanfaatkan
teknologi pembuatan sketsa dapat dikerjakan melalui media smart phone, net book
dan computer serta berbagai pengolahan data dengan software-software yang
berkaitan dengan desain interior.
Dengan
adanya dukungan teknologi dalam bidang arsitektur dapat mempermudah kerja serta
memberikan keuntungan seperti Pembelajaran lebih efektif dan efisien, komputasi
lebih mudah, menekan biaya untuk pengadaan peralatan lab fisik yang mahal dan
pengadaan buku-buku referensi impor yang mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar